Gay Bukan Genetis, Beginilah Cara Islam Menangani Kaum Homoseksual

Genes

وَلُوطًا إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِ أَتَأْتُونَ الْفَاحِشَةَ مَا سَبَقَكُمْ بِهَا مِنْ أَحَدٍ مِنَ الْعَالَمِينَ(80) إِنَّكُمْ لَتَأْتُونَ الرِّجَالَ شَهْوَةً مِنْ دُونِ النِّسَاءِ بَلْ أَنْتُمْ قَوْمٌ مُسْرِفُونَ(81)

“Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada kaumnya: “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan keji itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu?” Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas.”(TQS. Al-A’raf [7]: 80-81).

Meski secara umum masyarakat Indonesia menolak eksistensi kaum gay dan lesbian, tetapi sebetulnya aktifitas mereka eksis dan teraba. Mereka pun tengah berjuang agar keberadaan mereka diterima dan legal secara hukum. Apalagi ada dalih hak asasi manusia dan alasan genetis; bahwa gay adalah karena faktor keturunan. Benarkah demikian?

Gay Bukanlah Genetis
Salah satu alasan yang sering dikemukakan kalangan gay dan liberal agar publik menerima eksistensi kaum gay adalah teori ‘gen gay’ (gay gene theory) atau teori ‘lahir sebagai gay’ (born gay). Mereka memaparkan sejumlah penelitian bahwa homoseksual dan lesbian disebabkan ketentuan genetis. Sifat bawaan yang ada pada kalangan yang kemudian menjadi pembentuk karakter gay pada seseorang.

Ilmuwan pertama yang memperkenalkan teori “born gay” adalah ilmuwan Jerman, Magnus Hirscheld pada 1899. Dia menegaskan bahwa homoseksual adalah bawaan sehingga dan dia menyerukan persamaan hukum untuk kaum homoseksual.

Pada 1991, 2 periset Dr Michael Bailey & Dr Richard Pillard melakukan penelitian untuk membuktikan apakah homoseksual diturunkan alias bawaan. Yang diteliti 2 periset ini adalah pasangan saudara –- kembar identik, kembar tidak identik, saudara-saudara biologis, dan saudara-saudara adopsi –- yang salah satu di antaranya adalah seorang gay.

Ringkasnya, riset itu menyimpulkan adanya pengaruh genetik dalam homoseksualitas. Mereka menyatakan, 52 persen pasangan kembar identik dari orang gay berkembang pula menjadi gay. Sementara hanya 22 persen pasangan kembar biasa yang menunjukkan sifat itu.

Sedangkan saudara biologis mempunyai kecenderungan 9,2%, dan saudara adopsi 10,5%. Sedangkan gen di kromosom yang membawa sifat menurun itu tak berhasil ditemukan.

Pada 1993, riset ini dilanjutkan oleh Dean Hamer, seorang gay. Dia meneliti 40 pasang kakak beradik homoseksual. Hasil risetnya menyatakan bahwa satu atau beberapa gen yang diturunkan oleh ibu dan terletak di kromosom Xq28 sangat berpengaruh pada orang yang menunjukkan sifat homoseksual.
Riset Dean ini sangat “dipuja-puja” oleh kalangan homoseksual dan menjadi senjata terkuat mereka. Riset ini dianggap sebagai “penemuan ilmiah yang monumental.” Hasil riset ini meneguhkan pendapat kaum homoseksual bahwa homoseksual adalah kodrati, tak bisa dikatakan sebagai penyimpangan, dan tidak bisa dibenahi.

Meskipun Dean menyatakan homoseksual di kromosom Xq28 ditemukan, namun hingga 6 tahun kemudian, gen pembawa sifat homoseksual itu tak juga ketemu. Dan Dean Hamer mengakui bahwa risetnya itu tak mendukung bahwa gen adalah faktor utama/yang menentukan yang melahirkan homoseksualitas.

“Kami tahu bahwa gen-gen hanyalah bagian dari jawaban. Kami menerima bahwa lingkungan juga mempunyai peranan membentuk orientasi seksual…..Homoseksualitas secara murni bukan karena genetika. Faktor-faktor lingkungan berperan. Tidak ada satu gen yang berkuasa yang menyebabkan seseorang menjadi gay…saya kira kita tidak akan dapat memprediksi siapa yang akan menjadi gay.”

Hamer juga menyebut bahwa risetnya gagal memberi petunjuk bahwa homoseksual adalah bawaan. “Silsilah keluarga gagal menghasilkan apa yang kami harapkan kami temukan: sebuah hukum warisan Mendelian yang sederhana. Pada faktanya, kami tak pernah menemukan dalam sebuah keluarga bahwa homoseksualitas didistribusikan dalam rumus yang jelas seperti observasi Mendel dalam tumbuhan kacangnya,” tulis Hamer.

Teori “gay gene” kian runtuh ketika pada 1999 Prof George Rice dari Universitas Western Ontario, Kanada, mengadaptasi riset Hamer dengan jumlah responden yang lebih besar. Rice menyatakan, hasil penelitian terbaru tak mendukung adanya kaitan gen X yang dikatakan mendasari homoseksualitas pria.

Rice dan tiga koleganya memeriksa 52 pasang kakak beradik homoseksual untuk melihat keberadaan empat penanda di daerah kromosom. Hasilnya menunjukkan, kakak beradik itu tak memperlihatkan kesamaan penanda di Xq28 – yang sebelumnya dirilis oleh Dean Hamer, kecuali secara kebetulan.
Dengan data itu para peneliti Kanada tersebut menyatakan mereka dapat meniadakan segala kemungkinan adanya gen di Xq28 yang berpengaruh besar secara genetik terhadap timbulnya homoseksualitas. Namun demikian, menurut Rice, pencarian faktor genetik pada homoseksualitas terus berlangsung dan mereka juga sedang mencari kaitan pada kromosom lain. Meski demikian, hasil keseluruhan dari berbagai penelitian tampaknya menunjukkan kalaupun ada kaitan genetik, hal itu sangat lemah sehingga menjadi tidak penting.

Selain Prof Rice, hasil riset ini didukung oleh Prof Alan Sanders dari Universitas Chicago. Riset Sander yang tak dipublikasikan juga tidak mendukung teori hubungan genetik pada homoseksualitas.
Ruth Hubbard, seorang pengurus The Council for Responsible Genetics yang juga penulis buku Exploding the Gene Myth menyatakan bahwa pencarian sebuah gen gay, “bukan suatu usaha pencarian yang bermanfaat. Izinkan saya memperjelasnya: Saya tidak berpikir ada gen tunggal yang memerintah perilaku manusia yang sangat kompleks. Ada komponen-komponen genetik dalam semua yang kita lakukan, dan adalah suatu kebodohan untuk menyatakan gen-gen tidak terlibat. Tapi saya tidak berpikir gen-gen itu menentukan.”

Hasil riset di atas, meski menemukan adanya link homoseksual secara genetika, namun menyatakan bahwa gen bukanlah faktor yang dominan dalam menentukan homoseksualitas.

Kebenaran Islam
Jauh sebelum para pakar menyanggah teori genetik-gay, Islam telah menjelaskan kepada umat manusia bahwa manusia dilahirkan dalam keadaan sempurna (fisik dan fitrahnya), yakni kecenderungan tertarik pada lawan jenis dan bukan kepada sesama jenis. Firman Allah Ta’ala:

لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”(TQS. At-Tin [95]: 4).

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).”(TQS. Ali Imran [3]: 14).

“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.”(TQS. An-Nisa [4]: 1).

Kemarahan Allah SWT. dan Nabi Luth as. kepada warga  negeri Sodom yang telah mempraktekkan homoseksual dan lesbian (liwath) menunjukkan bahwa mereka melakukan penyimpangan perilaku seksual, bukan karena faktor genetis/keturunan. FirmanNya:

“Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada kaumnya: “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan keji itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu?” Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas.”(TQS. Al-A’raf [7]: 80-81).

Lafadz  “ata’tûna al-fâhisyata mâ sabaqokum bihâ min ahadin min al-‘alamîn (Mengapa kamu mengerjakan perbuatan keji itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu?)” menunjukkan dengan jelas pengetahuan Luth as. (atas bimbingan Allah), bahwa tidak ada satupun umat sebelum penduduk Sodom yang  melakukan perbuatan terkutuk tersebut, baik secara sosial ataupun genetis. Atas kejahatan tersebut Allah menimpakan azab yang sangat keras kepada mereka.

فَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا جَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَأَمْطَرْنَا عَلَيْهَا حِجَارَةً مِنْ سِجِّيلٍ مَنْضُودٍ

“Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi,”(TQS. Hud [11]: 82).

Tidak mungkin Allah Ta’ala mengazab satu kaum melainkan jika kaum tersebut telah menentang perintahNya dan melanggar laranganNya, sebagaimana kaum-kaum lain. Demikian pula tidak mungkin Allah mengazab suatu kaum karena faktor keturunan yang melekat pada mereka seperti warna kulit, warna rambut, warna dan bentuk bola mata, dsb.

تِلْكَ ءَايَاتُ اللَّهِ نَتْلُوهَا عَلَيْكَ بِالْحَقِّ وَمَا اللَّهُ يُرِيدُ ظُلْمًا لِلْعَالَمِينَ

“Itulah ayat-ayat Allah, Kami bacakan ayat-ayat itu kepadamu dengan benar; dan tiadalah Allah berkehendak untuk menganiaya hamba-hamba-Nya.”(TQS. Ali-Imran [3]: 108).

Islam pun menjelaskan bahwa setiap manusia terlahir ke alam dunia dalam keadaan fitrah, tidak membawa sifat dan perilaku menyimpang. Tidak ada pula dosa turunan. Sabda Nabi saw.

كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ، أَوْ يُنَصِّرَانِهِ، أَوْ يُمَجِّسَانِهِ، كَمَثَلِ الْبَهِيمَةِ تُنْتَجُ الْبَهِيمَةَ، هَلْ تَرَى فِيهَا جَدْعَاءَ

“Tidaklah setiap manusia lahir melainkan dalam keadaan fitrah, kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi dan Nasrani sebagaimana hewan ternak kalian dilahirkan apakah ada padanya anggota tubuhnya yang terpotong hingga kalian membuatnya cacat.”(HR. Imam Bukhari)

Hadits di atas menunjukkan bahwa setiap anak lahir dalam keadaan bersih, siap menerima hidayah dari Allah. Akan tetapi pendidikan dari kedua orang tuanyalah yang akan membentuk kepribadiannya kelak, apakah akan tetap beriman ataukah justru keluar dari hidayah Allah. Bisa dipahami dari nash hadits ini berarti lingkungan pergaulan dan norma-norma yang ditanamkan pada seseorang akan membentuk karakternya.
Masyarakat hari ini mengembangkan gaya hidup hedonis yang berkembang hari ini membentuk individu menjadi budak nafsu. Mencari berbagai cara untuk memuaskan hawa nafsunya, termasuk dengan perilaku menyimpang menjadi gay.

Teori yang menyatakan bahwa gay adalah sifat genetis adalah propaganda palsu untuk melegitimasi penyimpangan perilaku tersebut. Bahwa sebenarnya mereka adalah penyakit sosial yang harus dan bisa disembuhkan. Bukan dianggap sebagai sifat bawaan yang bisa ditolerir keberadaannya.

Persoalan Hukum
Persoalan sesungguhnya bukanlah teori genetis, tetapi gay sudah menjadi gaya hidup (lifestyle) liberal yang bernaung dalam demokrasi dan hak asasi manusia. Demokrasi dan HAM memang menjamin kebebasan berekspresi termasuk dalam urusan seksual. Inilah sebenarnya yang menjadi pangkal persoalan diterima atau tidaknya eksistensi kaum gay.
Adanya jaminan kebebasan berekspresi/perilaku akan membolehkan setiap orang melakukan apa saja, selama tidak dengan paksaan. Industri pornografi boleh didirikan, perzinaan adalah legal, sah bergonta-ganti pasangan, termasuk mempraktekkan hubungan seks keji semisal dengan sesama jenis, dengan binatang atau dengan mayat sekalipun. Semuanya dijamin dalam liberalisme.
Kenyataan inilah yang bertentangan dengan Islam. Sebagai agama yang sempurna, Islam tidak mengajarkan gaya hidup bebas/liberalisme. Setiap perbuatan manusia ada landasan hukumnya. Tujuannya tidak lain untuk menjaga keseimbangan dan kepentingan manusia itu sendiri.

Perilaku homoseksual mengancam keseimbangan dan kepentingan manusia. Gay dan lesbian mengancam keberlangsungan pertumbuhan umat manusia. Padahal bumi membutuhkan manusia untuk menciptakan keselarasan hidup. Selain itu, terbukti gay dan lesbian menjadi penyebab faktor penting dalam penyebaran virus HIV dan penyakit AIDS, selain penggunaan jarum suntik pada narkoba.

Wajar dan tepat bila Islam mengharamkan perilaku seperti ini. Bahkan Islam memberikan sanksi yang keras pada para pelaku gay dan lesbian. Jumhur ulama bersepakat bahwa pelaku gay (liwath) mendapat hukuman mati. Nabi saw. bersabda:

مَنْ وَجَدْتُمُوهُ يَعْمَلُ عَمَلَ قَوْمِ لُوطٍ فَاقْتُلُوهُ ، الْفَاعِلَ وَالْمَفْعُولَ بِهِ

“Barangsiapa yang menjumpai satu kaum yang melakukan seperti perbuatannya kaum Nabi Luth maka bunuhlah ia, pelakunya dan obyeknya (temannya).”(HR. Abu Daud, Tirmidzi, Nasaiy, Ahmad).

Gay dan lesbian adalah tindak kriminal, bukan penyakit ataupun kelainan jiwa. Terbukti para ahli biologi, kedokteran dan sosiologi, membuktikannya.
Akan tetapi selama kaum muslimin masih menerima demokrasi dan HAM sebagai patokan dalam kehidupan, maka desakan agar menerima gaya hidup gay akan terus dikumandangkan. Mereka merasa hal itu sebagai hak-hak warga negara yang wajib dilindungi. Tampak jelas gay, lesbian, voyeurism, sadomasochism, pedofili, bestality dan perzinaan tumbuh subur dalam masyarakat demokrasi.
Oleh karenanya, hanya dengan penegakkan syariat Islam, perilaku seksual akan dapat dihilangkan. Tanpa itu, mustahil umat dapat diselamatkan dari kejahatan yang mengundang malapetaka ini. Sejarah mencatat kota Pompeii di Itali yang terkubur letusan Gunung Vesuvius, ternyata penduduknya berperilaku menyimpang. Perzinaan dan pelacuran merajalela, termasuk gaya hidup homoseksual dan lesbian. Rumah-rumah pelacuran banyak berdiri hampir menyamai jumlah rumah penduduk, dan imitasi alat kelamin lelaki digantung sebagai hiasan rumah di mana-mana. Sampai kemudian kota tersebut terkubur dalam-dalam oleh lahar. Mahabenar Allah dengan segala firmanNya:

فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ

“Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.”(QS. Al-An’am: 44).

15 Comments

okooooo

Dari kecil saya sudah kelainan. Ereksi kepada sesama jenis. Saya tidak tahu kalau ereksi itu syahwat. Saya tidak pernah mengalami trauma atau semacamnya. Masa kecil saya bahagia, saya tidak pernah berteman di lingkungan gay, atau lingkungan buruk. Mimpi basah saya isinya tentang laki-laki. Setelah dewasa, meskipun lama dan sulit saya sadari, ternyata saya gay. Saya memang menyukai wanita, tapi syahwatnya ke lelaki. Justru bergaul dengan wanita saya malah bebas, bergaul dengan sesama lelaki malah bahaya. Bagaimana solusinya? Saya blm pernah berhubungan badan dg orang lain. Apakah kalau saya jadi suami jadinya nanti tuna-seks???

Reply
Iwan Januar

Saudaraku yang dirahmati Allah, sebagai manusia selain diberikan dorongan naluri seksual — dan itu adalah karunia dari Allah –, kita juga dibarengi dengan godaan dari syaitan. Syaitan selalu berusaha menjatuhkan manusia ke dalam pemenuhan hawa nafsu yang negatif/menyimpang, semisal ada lelaki yang lebih senang berhubungan seks dengan istri orang, ada juga yang senang melakukannya dengan anak kecil baik anak lelaki ataupun perempuan (pedofil), ada juga yang senang dengan melakukan seks beramai-ramai. Termasuk dorongan untuk menumpahkan syahwat pada sesama jenis. Hal itu adalah bagian dari perangkap syetan, sedangkan syahwat seksual itu bisa dipenuhi baik secara normal kepada lawan jenis, ataupun tidak normal namun Allah SWT. sudah memberikan aturan sesuai fitrah kita yang lurus, yaitu kepada lawan jenis melalui pernikahan.
Yang harus saudaraku lakukan, banyaklah memohon perlindungan kepada Allah dari dorongan seksual yang haram ini, karena ini sebenarnya bukan fitrah/dorongan asli manusia. Banyak beristi’adzah pada Allah. Kemudian banyak beribadah dan memohon pada ALlah.

((??????????? ??????? ???????? ???? ???? ????? ???????? ?????? ????? ???????? ?????? ????? ????????? ?????? ????? ???????? ?????? ????? ?????????)) ????? ??????? ????????.

(Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari keburukan pendengaranku dan dari keburukan penglihatanku dan dari keburukan lidahku, dan dari keburukan hatiku, dan dari keburukan kemaluanku)”. HR. Tarmizi dan Nasa’i. [7]

Insya Allah, saudaraku bisa menikah secara normal dengan muslimah. Carilah muslimah yang menarik perhatian, yang menjaga kehormatan, dan bisa menyenangkan suaminya. Hubungan seks itu bisa berjalan ketika pasangan suami istri dapat melakukan stimulasi, menyenangkan dan dorongan rasa cinta.
semoga Allah berikan kemudahan dan perlindungan.

Reply
Sofi megawati

Terimakasih pak. Tulisnya nambah ilmu banget.
Beberapa kali saya menemui pasangan gay
Saya miris sendiri ????

Reply
Iwan Januar

Semoga Allah lindungi umat Islam, khususnya ukhti fillah. jazakillah khayr sudah berkunjung ke situs saya. Silakan share artikel-artikelnya bila bermanfaat.

Reply
zacky

assalamualaikum wr wb … saya masi kurang faham yang bapak jawab…dari pertanyaan “okooo” bagaimana mugkin godaan syaitan sedangkan sodara oko menyebutkan bahwa dia dr kecil hdup layaknya seperti anak kecil pada umumnya bahkan kesadaran dirinya adalah seorang gay lama ia pelajari … kenapa syaitan menggoda supaya jadi gay kepada sebagian orang sjaa .. dan sebagian lainnya kepada lawan jenis …. …mungkin klo yg normal gampang jawabnya bawa alquran dan lain lain … karna mrrka tidak merasaknny …. saya dari kecil di lingkungan beragama … orang tua saya pimpinan pesantren ..dan kental dengan ajaran ajaran alquran dan hadist .. saya faham akan hukuman untuk kaum gay yang menimpah nabi luth dr kecilll saya paham pak … dr kecil kedua org tua saya menggembleng tentang agaman .. halal haram bertindak smua mreka ajarkan termasuk orientasi sexsual … tp apa hasilnya … sejak kecil itu pula saya sudah feminim … sejak kecil itu pulak sya tidak bisa main bola ..tidak bisa bergaul dgn teman laki laki saya yang lainnya .. ..dah bahkan sya merasa nyaman dekat dengan tante tante saya … sedekat apapun ayah dan kake saya kepada saya .. sya tetap merasa nyaman dengan tante dan ibu sya di banding dngn ayah kakek san kaka laki laki saya … dr kecil sya sembunyi sembunyi memakai jilbab ibu sya … umur 8 thn kadang sya suka memakai make up mamah saya secara diam diam karna kalau ketahuan akan di marahi … apakah ini bisikan syaitan ????????? bisikan syaitan sari kecil hingga dewasaaa ???? stiap sya shalat sya berdoa ingin bahagia sprti laki laki normal pada umumnya … punya anak .. punya istri yang cantik dan shalehah … tp itu hanya keinginan sya saja …tp hati saya tetap menolak dan lebih syahwat terhadap sesama ……. dilema saya selama ini adalah SETIAP PERTANYAAN YANG SAYA AJUKAN MEREKA MENJAWAB DENGAN ALQURAN dengan ancaman ALLOH SWT. … padahal sya sudah tahu itu smua sya sudah sangaaaaaaat faham maksud dr ayat trsbut … apakah ini adil buat orang orang sprtti sya …kenapa kalau ada anacaman yg snagat fatal sprti itu ALLOH SWT membiarkan orng org sprti sya berprilaku beda dari kecilll …. apakah mungkin ALLOH biarkan syaitan menjrumuskan umatnya dr dia lahir …. SAYA RASAKAN INI BUKAN DARI SAYA SUDAH DEWASA … TETAPI DARI SAYA 5 TAHUN … karna sya masi ingat ketika SD kelas 1 saya tidak mau bergaul dengan tman laki laki lainnya … tetapi lebih memilih berteman dngn prmpuan .. sya tidak suka dr kecil di ajak main bola .. tetapi lebih suka main boneka …. SALAH SIAPA INI PAK ???? tolonng jgn jawab berdasarkan hadist alquran … tetapi saya mohon jawaban yang rasional menurut bapak .. AAPAKAH INI ADILL KARNA SAYA PASTI MASUK NERAKA JAHANNAM KALAU SAYA SEPERTI INI TERUS BAHKAN ALLOH MELAKNAT SAYA KETIKA DI DUNIA INI …SEDANGKAN INI BUKAN GAYA HIDUP DAN BUKAN KEMAUAN SAYA ….TAPI NALURI BAWAAN DARI SEMENJAK SAYA KECIL Trimakasih wassalamualaikum Wr Wb

Reply
Iwan Januar

Assalamua’alaykum wa rahmatullah wa barakatuhu

Keterangan anak kecil bisa digoda oleh syaitan bisa kita temui dalam beberapa nash hadits,seperti doa yang diajarkan Nabi tentang perlindungan untuk anak dari syaitan.

Secara fisiologis anak juga dikaruniai dorongan kebutuhan jasmani dan naluri, diantara dorongan naluri itu adalah naluri seksual. Anak kecil misalnya bisa terdorong melakukan masturbasi karena pernah merasakan rangsangan pada kelaminnya. Begitupula ia bisa tertarik pada lawan jenis atau malah pada sesama jenisnya. Hal itu naluriah pada anak karena melihat contoh atau didorong oleh lingkungan. Ketika orangtua kurang dalam pengawasan anak maka perbuataan itu bisa menjadi kebiasaan hingga dewasa.

Persoalannya sejauhmana orangtua mengawasi dan mendidik anak-anak mereka? Tidak cukup hanya memberitahu tapi juga wajib meluruskan kesalahan anak. Ketika pengawasan dan tindakan meluruskan itu minim maka anak akan tumbuh dengan perilaku yang menyimpang.

Misalnya, ada anak yang terbiasa mengambil barang milik kawannya atau saudaranya, ketika perbuatan ini didiamkan atau lolos dari pengawasan orangtua maka perilaku ini bisa berlanjut hingga dewasa au yang disebut kleptomania. Pelakunya bisa saja berkilah kalau ia sejak kecil memang punya kecenderungan melakukan hal itu. Begitupula anak yang terbiasa dengan tayangan pornografi dan lolos dari pengawasan keluarga ketika dewasa ia akan punya karakter senang dengan seks bebas.

Jadi kecenderungan anak pada suatu perilaku bukan alasan medis dan psikologis untuk membenarkan penyimpangan perilakunya dikala dewasa. Itu adalah hasil kelalaian pengawasan orangtua sejak kecil.

Kedekatan pada ibu atau tante atau saudara perempuan bukan alasan medis dan psikologis seseorang jadi gay. Banyak lelaki yang sejak kecil diasuh hanya oleh ibunya dan hidup diantara saudara kandung yang semuanya perempuan tapi bisa hidup sebagai lelaki normal. Begitupula ada anak perempuan yang dekat dengan ayahnya tapi tetap tumbuh sebagai perempuan normal tidak menjadi lesbi.

Para pakar biologis, genetika, psikologis dan ilmu sosial tidak ada yang menyatakan bahwa menjadi LGBT adalah naluri bawaan sejak lahir. Kalau demikian nanti pelaku kleptomania, psikopat atau mungkin koruptor bisa berkilah demikian. Jadi yang Anda katakan itu sudah lama dibantah. Nggak ada dasarnya.

Yang benar hal itu dibentuk oleh lingkungan sosial yang menahun sehingga orang secara emosional merasa nyaman menjadi gay atau lesbian, kemudian ia menebak-nebak bahwa itu adalah naluri sejak kecil. Coba saja, anak yang sejak kecil diasuh oleh binatang maka ia akan punya perilaku seperti binatang hingga dewasa.

Kalau Anda mempertanyakan firman Allah, ya jawabannya adalah apakah Anda beriman pada al-Quran dan Nabi SAW.? Apakah Allah dan firmanNya itu salah ketika mengazab kaum Sodom?

Ketika hawa nafsu kita bertentangan dengan firman Allah maka hawa nafsu harus tunduk pada hukum Allah, bukan Allah yang harus tunduk pada nafsu manusia. Orang Indonesia disuruh pakai helm dan seatbelt manut, kenapa ketika diatur oleh hukum Allah malah membangkang?

Reply
Dd. Dee10

Saya memiliki masalah sama seperti laki² kebanyakan, dr kecil saya mmg sering di-sodomi oleh kk² sepupu saya bahkan mulai mencoba mempraktikkannya kpd teman sebaya, sekarang hingga beranjak dewasa saya mulai menyadari bahwa orientasi seks saya sdh menyimpang, dan lama-kelamaan saya biarkan, saya mulai merasa nyaman dgn keadaan saya & mulai menerima jati diri saya, walaupun sebenarnya sdh lama saya tau hal semacam itu terlarang dlm norma manusia & hukum agama.

Namun saya benar² tak tau apa yg harus dilakukan.. Kecendrungan ini sdh benar² merasuk & menyatu ke dlm jiwa dan batin saya.
Dan resikonya pergaulan sehari-hari saya terganggu, apalagi dgn teman² sesama, bawaannya malah canggung terus pas diajak nongkrong. Bahkan sudah kian byk saya menaruh perasaan kpd laki² & apabila tak seperti yg dikehendaki efeknya akan membuat saya terus kepikiran dan malah membuat saya stres,. Kadang hawa nafsu selalu lebih diutamakan dibanding kepentingan lainnya,,

Saya mulai resah dgn kehidupan saya,, saya ingin berubah tp tidak bisa, seakan-akan ini mmg-lah jalan hidup yang harus saya tempuh.

Reply
Iwan Januar

Assalamu’alaykum wa rahmatullah wa barakatuh. Sesuatu yang membuat kita nyaman belum tentu benar dan baik. Ukuran benar dan baik juga bukan menurut hati atau perasaan kita, ada hukum yang menjadi penentu. Kalau semua dikembalikan pada perasaan kita, nanti orang yang mencuri atau korupsi juga merasa benar. Di sinilah peran agama sebagai petunjuk dan pasti benar karena datang dari Allah SWT. Pencipta manusia, yang paling tahu tentang seluk beluk manusia.

Secara penciptaan Allah sudah menciptakan organ reproduksi yang sesuai pada pria dan wanita, karena itulah mereka diciptakan berpasangan dan menikah. Hal seperti itu tidak mungkin terjadi bila dilakukan sejenis. Jadi, kembalilah pada fitrah manusia dimana pria nanti berumah tangga dengan wanita untuk bisa mendapatkan keturunan.

Saran kami, adek harus mejauhi komunitas dan lingkungan pergaulan yang menjerat adek dalam orientasi seksual yang menyimpang. Lalu perbanyak ibadah, dan berdoa agar dijauhkan dari pemikiran dan perilaku yang menyimpang ini. Setiap kali muncul perasaan tertarik pada sesama jenis segeralah ta’awudz, membaca ayat Kursi, al-falaq dan an-nas, karena pada saat itu syetan sedang membisikkan gangguannya. Mudah-mudahan Allah memberi pertolongan dan petunjuk

Reply
Iwan Januar

Assalamu’alaykum wa rahmatullah wa barakatuh. Akhi, perbuatan sodomi/gay adalah haram. Ketika Allah mengharamkan sesuatu, berarti Allah Mahatahu kalau manusia bisa meninggalkan perbuatan haram tersebut. Karena manusia tidak akan mati karena meninggalkan keharaman seperti minum alkohol, narkoba, berzina dan gay/lesbian.
Yang harus akhi lakukan adalah meninggalkan lingkaran pergaulan yang menyeret dalam dunia gay ini. Jauhi dan malah tinggalkan mereka.
Berikutnya, banyak beribadah, terutama berdoa agar Allah bersihkan hati akhi dari keinginan-keinginan haram. Kalau perlu minta diruqyah oleh orang alim yang terpercaya. Semoga Allah lindungi dan kuatkan akhi

Reply
ilham

“Kami tahu bahwa gen-gen hanyalah bagian dari jawaban. Kami menerima bahwa lingkungan juga mempunyai peranan membentuk orientasi seksual…..Homoseksualitas secara murni bukan karena genetika. Faktor-faktor lingkungan berperan. Tidak ada satu gen yang berkuasa yang menyebabkan seseorang menjadi gay…saya kira kita tidak akan dapat memprediksi siapa yang akan menjadi gay.”

rasa nya cukup benar.

mungkin karena didikan yang membentuk karakter ini. mari kita lihat apakah masa dan kasih sayang allah akan membantu saya lepas dari ini.
semoga semua mendapatkan kebenaranya.

Reply
Iwan Januar

Assalamu’alaykum wa rahmatullah wa barakatuh
in sha Allah bisa, karena Allah adalah Zat yang Pengasih dan Penyayang serta Pemberi petunjuk. Syaratnya manusia berikhtiar ikuti aturannya. Mengerjakan yang wajib dan meninggalkan yang haram.
Menjadi lelaki normal atau gay itu bukan sesuatu yang dipaksakan Allah pada manusia, tapi pilihan manusia itu sendiri. Buktinya ada orang yang bisa sembuh dan kembali menjalani hidup normal. Teruslah berusaha termasuk berdoa, memohon pada Allah agar diberikan kekuatan dan dijauhkan dari perilaku yang haram, dan dijauhkan pula dari komunitas yang menjauhkan manusia dari jalan Allah

Reply
AmsalmartuaHr

Assalamu alaikum Wr. Wb pak
Saya amsal,,,,,,, saya juga mengalami hal yang sama dengan Saudara Zaky,,,,,, saya anak dari seorang guru dan ibu saya seorang petani setelah saya berumur 2 tahun bapak saya telah meninggal……..
Semenjak umur 5 tahun saya pernah berhubungan Seksual dengan Adik perempuan anak dari saudara ayah saya ……
Saya melakukan ini tidak hanya satu kali tapi berkali kali…….
Hingga saya berumur 8 tahun saya melanjutkan dengan kakak saudara ayah saya juga…….. Kakak saudara saya ini masih berumur 10 tahun dan kami juga melakukan nya seringkali…….
Dan saya tak tau mengapa diusia 12-18 tahun saya tidak suka bermain dengan anak laki laki tapi saya lebih suka main dgn Tante dan saudara perempuan saya hingga sekarang ini……. Saya juga sudah paham bener akan hukuman dari para gay…… Tapi ntah kenapa Saya begitu cepat menyukai saudara laki laki anak dari tante saya….. Dan hingga akhir nya saya melakukan Hubungan homoseksual dengan dia…. Hingga saya SMA tetap saya lakukan Homoseksual ini…… Saya tak tau knp saya bisa seperti ini padahal sejak saya berumur 5 thun saya masih suka pada perempuan……. Tapi knp di usia 12 tahun malah menyimpang……. Saya juga mohon jawaban dari abang bukan menurut hadis dan alquran……..

Reply
Iwan Januar

Assalamu’alaykum wa rahmatullah wa barakatuh. Sesuatu yang membuat kita nyaman belum tentu benar dan baik. Ukuran benar dan baik juga bukan menurut hati atau perasaan kita, ada hukum yang menjadi penentu. Kalau semua dikembalikan pada perasaan kita, nanti orang yang mencuri atau korupsi juga merasa benar.
Saya tidak bisa menjawab menurut pemikiran dan perasaan saya, karena pemikiran dan perasaan saya amat terbatas, dan tidak bisa menjadi penentu baik-buruk atau benar dan salah.
Kita butuh petunjuk yang bukan datang dari akal apalagi keinginan manusia, karena biasanya akan relatif, tendensius, dan berpihak pada kepentingan kita sendiri dengan mengabaikan orang lain dan aspek-aspek yang lainnya.

Di sinilah peran agama sebagai petunjuk dan pasti benar karena datang dari Allah SWT. Pencipta manusia, yang paling tahu tentang seluk beluk manusia.

Secara penciptaan Allah sudah menciptakan organ reproduksi yang sesuai pada pria dan wanita, karena itulah mereka diciptakan berpasangan dan menikah. Hal seperti itu tidak mungkin terjadi bila dilakukan sejenis. Jadi, kembalilah pada fitrah manusia dimana pria nanti berumah tangga dengan wanita untuk bisa mendapatkan keturunan.

Saran kami, adek harus mejauhi komunitas dan lingkungan pergaulan yang menjerat adek dalam orientasi seksual yang menyimpang. Lalu perbanyak ibadah, dan berdoa agar dijauhkan dari pemikiran dan perilaku yang menyimpang ini. Setiap kali muncul perasaan tertarik pada sesama jenis segeralah ta’awudz, membaca ayat Kursi, al-falaq dan an-nas, karena pada saat itu syetan sedang membisikkan gangguannya. Mudah-mudahan Allah memberi pertolongan dan petunjuk

Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.