Buku tentang motivasi yang sudah beredar tidak sedikit jumlahnya, tapi mengapa setiap orang membaca buku-buku tersebut, semangatnya hanya bertahan dalam hitungan hari? Selebihnya loyo lagi, malas lagi, atau bahkan berbuat dosa lagi. Iya, karena motivasi itu sifatnya hanya membangkitkan bukan mengokohkan.
Apalagi jika kita saksikan saat ini banyak kalangan umat muslim yang berbondong-bondong untuk mendatangi tempat training motivasi, atau majelis penyejuk hati. Tapi yang mereka dapatkan hanya sekedar percikan dan yang mereka bawa pulang hanya sebuah ‘kepuasan batin’ dan ‘kepuasaan intelektual’ yang tak kokoh. Apakah selanjutnya mereka mewujudkan apa yang sudah mereka dapatkan di forum-forum tersebut?
Itulah mereka yang pantas disebut sebagai ‘para penikmat Islam’. Ya, Islam hanya dijadikan pemanis iman, penyejuk hati, kepuasaan intelektual, tapi kering pada tataran perbuatan, atau kalau pun ada yang mewujudkan dalam perbuatan hanya nafsi-nafsi dan biasanya setengah-setengah.
Pondasi dari amal setiap muslim adalah keimanan kepada Allah Swt.. Pondasi iman tersebut perlu dikokohkan, perlu disiram, dipelihara dan dijaga. Adalah motivasi nafsiyah sebagai sebuah formula jitu untuk mengokohkannya. Jadi tidak hanya perlu disemangati tapi jiwa yang tiap hari mendapat tempaan ujian, cobaan dan musibah perlu mendapat suntikan nafsiyah. Maka hadirnya buku ini menjadi sangat urgent.
DAPATKAN DISINI
Leave a Reply